Apa itu patch work? Dan apa pula itu quilting? Keduanya memang berafiliasi dengan kain perca. Objek kreasinya pun sama. Misalnya tas dari kain perca, kerajinan tangan dari kain perca. Begitu pula pada patch work dan quilting. Namun sejatinya, antara patch work, quilting dengan kreasi kain perca mempunyai pengertian yang berbeda.
Patch work berasal dari kata "pieced" dan "work", yang berarti seni menyatukan kain. Kemudian quilting yaitu menjahit tiga lapisan kain patch work (top quilt, batting dan backing) sampai menjadikan embos pada kain.
Patch work berasal dari kata "pieced" dan "work", yang berarti seni menyatukan kain. Kemudian quilting yaitu menjahit tiga lapisan kain patch work (top quilt, batting dan backing) sampai menjadikan embos pada kain.
Kerajinan patch work dan quilting memang unik dan eksklusif, alasannya jarang sekali ditemukan model patch work dengan contoh dan gambar yang sama, kecuali ada pesanan dari pembeli. Keeksklusifan dari kerajinan patch work dan seni quilting ini terletak dari desainnya. Karena orang tentu tidak mau mempunyai produk yang sama dengan yang dimiliki orang lain.
Sejarah kerajinan patch work dan seni quilting di Indonesia
Tidak diketahui secara pasti, kapan seni quilting dan kerajinan patch work ini pertama kali masuk ke Indonesia. Hanya saja, tidak sedikit yang menduga kalau patch work ini masuk dari negara gila melalui istri ekspatriat yang tinggal dan bekerja di Indonesia.Di Jepang, seni quilting ini dilakukan secara manual dengan jahit tangan. Hal ini juga dikenal dengan istilah handquilt. Di negara lain, tak jarang quilting dilakukan dengan mesin jahit, bahkan ada yang membuat mesin jahit khusus quilting.
Mesin ini akan bekerja sesuai desain patch work yang sudah terprogram di dalamnya. Cara kerjanya sangat cepat, presisi dan mendekati sempurna. Namun, teknik quilting jahit tangan ala Jepang tadi dipandang lebih terhormat dan dihargai lebih mahal daripada quilting hasil mesin.
Ragam produk
Kerajinan patch work dan seni quilting sanggup diaplikasikan dalam aneka macam macam produk. Salah satunya sanggup dibentuk bedcover, selimut, tas, sarung bantal dan guling, hiasan dinding rumah, dsb. Bahkan yang terbaru juga sanggup diaplikasikan pada sajadah.
Prospek menguntungkan
Banyak yang menduga kalau produk quilting dan patch work ini kurang diminati dan kurang menguntungkan. Namun, perlu anda ketahui lebih dalam. Banderol harga sebuah bedcover dengan teknik quilting cukup mahal, mencapai Rp. 4 juta per potong. Tidaklah mengherankan, alasannya merupakan kerajinan tangan dengan materi yang berkualitas.
Meski mahal, peminat kerajinan patch work dan quilting ini cukup banyak. Pembeli suka alasannya motif dan desainnya yang unik dan lucu. Bahkan, ada juga pelaku perjuangan yang pernah menjual bed cover dengan teknik tersebut seharga Rp. 10 juta per pieces.
Tak mengherankan kalau perjuangan ini dirasa sangat menguntungkan. Rata-rata para pelaku perjuangan kreasi patch work dan quilting ini sanggup mengantongi untuk sebesar 50%. Untuk menarik perhatian konsumen, pelaku perjuangan ada baiknya terus berinovasi dengan membuat desain-desain gres yang lebih unik.
Selain itu, harus menjaga kualitas produk. Persaingan dari perjuangan ini masih terbuka lebar, alasannya belum banyak pelaku perjuangan yang fokus mengerjakannya.
Tak mengherankan kalau perjuangan ini dirasa sangat menguntungkan. Rata-rata para pelaku perjuangan kreasi patch work dan quilting ini sanggup mengantongi untuk sebesar 50%. Untuk menarik perhatian konsumen, pelaku perjuangan ada baiknya terus berinovasi dengan membuat desain-desain gres yang lebih unik.
Selain itu, harus menjaga kualitas produk. Persaingan dari perjuangan ini masih terbuka lebar, alasannya belum banyak pelaku perjuangan yang fokus mengerjakannya.